Senin, 06 Desember 2010

Tuhan dan Cinta

***Tuhan dan Cinta mempunyai beberapa persamaan, yaitu :

1. Tak bisa dilogika.
2. Hanya bisa dirasakan dengan mata hati.
3. Tak bisa dilihat dengan mata telanjang, namun tanda-tanda-Nya (Tuhan) dan tanda-tandanya (cinta) tampak.

***Tuhan dan Cinta juga memiliki perbedaan, yaitu :

Cinta : belum tentu orang yang kau cintai dengan tulus akan membalas cintamu dengan tulus juga.

Tuhan : bila kau mencintai Tuhan dengan tulus, maka Tuhan akan mengasihimu dengan kasihNya yang tiada batas :)

Minggu, 28 November 2010

Doa minta jodoh

Ya Tuhan,
kalau dia memang jodohku,
dekatkanlah….
Tapi kalau bukan jodohku,
Jodohkanlah…

Jika dia tidak berjodoh denganku, maka jadikanlah kami berjodoh…

Kalau ternyata dia tidak berjodoh denganku...,
jangan beri dia jodoh…
biarkanlah dia...
tidak berjodoh sama seperti diriku,

Dan saat dia telah lama tidak memiliki jodoh,
jodohkanlah kami kembali…

Kalau dia sudah berjodoh orang lain,
putusin aja deh...,
lalu...
jodohkanlah kembali denganku..

Jika dia menjadi jodoh orang lain..,
berilah orang lain itu jodoh... sehingga ia Frustasiiii...,
lalu....
Jodohkanlah ia... kembali denganku…

Sabtu, 27 November 2010

tentang KATA

Semua orang bilang ini cinta
Tapi aku tak tau apa artinya
Banyak karya sastra dan cerita cinta kubaca
Namun, aku tetap tak paham akan arti cinta yang sesungguhnya

Yang jelas, rasa ini sungguh tak terlukiskan oleh kata
Kala kuberada di dekat orang yang kusayang
Ku ingin katakan semua rasaku padanya
Namun, aku tak mampu menemukan kata yang dapat mewakili apa yang selama ini kurasa

Maaf, aku memang bukan penyair yang pandai merangkai kata
Maaf, kini kutak percaya lagi dengan kata
Karna kuyakin rasa ini begitu hebat
Hingga tak ada lagi kata yang mampu menyandingi maknanya
Karna aku menyayangimu dengan rasa, bukan kata

Senin, 22 November 2010

Pesan dari bayi korban aborsi

Mama sayang,

Aku di surga sekarang, duduk di pangkuan Tuhan. Ia mengasihiku dan menangis bersamaku sebab pedih pilu hatiku. Begitu ingin aku menjadi putri mungil mu.

Tidak terlalu mengerti aku akan apa yang telah terjadi. Aku begitu bergairah ketika mulai menyadari keberadaanku. Aku ada di suatu tempat yang gelap, namun nyaman. Aku melihat aku punya jari-jari dan jempol. Aku cantik seturut perkembanganku, tapi belum siap meninggalkan tempatku.

Aku menghabiskan sebagian besar waktuku dengan berpikir atau tidur. Bahkan sejak hari-hari pertamaku, aku merasakan ikatan istimewa antara engkau dan aku.

Kadang aku mendengarmu menangis, dan aku menangis bersamamu. Kadang engkau berteriak dan memaki, lalu aku menangis. Aku dengar Papa memaki balik. Aku sedih dan berharap engkau akan segera baik kembali. Aku heran mengapa engkau begitu sering menangis. Suatu hari engkau menangis hampir sepanjang hari.

Pilu hatiku karenanya. Tak dapat kubayangkan mengapa engkau begitu berduka. Pada hari itu juga, hal yang paling mengerikan terjadi.

Suatu monster yang amat keji masuk ke tempat hangat dan nyaman di mana aku berada. Aku sangat takut, aku mulai menjerit, tapi tak sekalipun engkau berusaha menolong. Mungkin engkau tak pernah mendengarku........

Monster itu semakin lama semakin dekat sementara aku terus berteriak, "Mama, Mama, tolong aku....., Mama......tolong aku."

Suatu teror yang ngeri aku rasakan. Aku berteriak dan berteriak.......hingga tak sanggup lagi. Lalu monster itu mulai mencabik lenganku. Sungguh sakit rasanya, sakit yang tak kan pernah dapat kuungkapkan dengan kata. Monster itu tidak berhenti. Oh....bagaimana aku harus mohon agar ia berhenti. Aku menjerit sekuat tenaga sementara ia mencabik putus kakiku.

Sepenuhnya aku dalam kesakitan, aku sekarat. Aku tahu tak kan pernah aku melihat wajahmu atau mendengarmu membisikkan betapa engkau mengasihiku. Aku ingin menghapus butir-butir air matamu.

Aku punya begitu banyak rencana untuk membuatmu bahagia, Mama....Tapi aku tak dapat. Mimpi-mimpiku musnah sudah. Walau menanggung sakit tak terperi pedih dan pilunya hati kurasakan melampaui segalanya. Lebih dari segalanya aku ingin menjadi putrimu.

Tak ada gunanya sekarang, aku meregang nyawa dalam sengsara tak terkatakan. Hanya hal-hal buruk yang terlintas di benakku. Begitu ingin aku mengatakan bahwa aku mengasihimu, sebelum aku pergi. Tapi, aku tak tahu kata-kata yang dapat engkau mengerti.

Dan segera saja, aku tak lagi punya napas untuk mengatakannya; aku mati.

Aku merasa diriku terangkat, seorang malaikat besar membawaku ke suatu tempat yang besar dan indah. Aku masih menangis, tapi segala rasa sakit tubuhku sirna sudah. Malaikat membawaku kepada Tuhan dan membaringkanku dalam pelukan Nya. Tuhan mengatakan bahwa Ia mencintaiku. Lalu, aku merasa bahagia. Kutanya pada-Nya, apa itu yang membunuhku.

Jawab-Nya,
"Aborsi, Aku menyesal, karena Aku tahu bagaimana ngeri rasanya."

Aku tidak tahu apa itu aborsi; Aku pikir mungkin nama monster itu.

Aku menulis untuk mengatakan betapa aku mengasihimu......dan mengatakan padamu betapa ingin aku menjadi putri mungilmu.

Aku telah berjuang sehabis-habisnya untuk hidup, aku ingin hidup......! Kuat keinginanku, tapi aku tak mampu; monster itu terlalu kuat...Dicabik-cabiknya lengan dan kakiku dan akhirnya seluruh tubuhku.....

Tak mungkin bagiku untuk hidup. Aku hanya ingin engkau tahu bahwa aku berusaha tinggal bersamamu. Aku tidak mau mati! Juga Mama, berhati-hatilah terhadap monster bernama aborsi itu. Mama aku mengasihimu.....Aku sedih engkau harus menanggung rasa sakit seperti yang kualami.

Berhati-hatilah,

Peluk cium,
Bayi Perempuanmu.........

Meja kayu

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.

Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.

Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasadirepotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu, " ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini." Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikanmangkuk kayu untuk si kakek.

Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek.Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun hanya memandangi semua dalam diam.

Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?". Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih danterpukul.Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapunmulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan.Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah, atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.

Kaleng minuman

Ada 3 kaleng minuman, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng minuman dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.

Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng minuman pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng minuman lainnya dan diberi harga Rp. 4.000.

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500.

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng minuman ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng minuman itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.


Mengapa ketiga kaleng minuman tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama?

Ya, Lingkungan kita mencerminkan harga kita.

Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.

Apabila kita berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri kita, maka kita akan menjadi cemerlang. Tapi bila kita berada dilingkungan yang meng-kerdil- kan diri kita, maka kita akan menjadi kerdil.

(Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA.

Sang elang

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang.

Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan - suatuproses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru.

Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang barusudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

...

Sahabat, Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatanuntuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita.Karena Anda adalah elang-elang itu.

Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah!